Sabtu, 28 November 2009

resensi fil TITANIC

Paramount Pictures (Amerika), 20th Century Fox (Internasional)
Jenis: Drama, Romansa, Thriller
Sutradara: James Cameron
Pemain: Leonardo DiCaprio, Kate Winslet, Billy Zane, Frances Fisher
Penulis: James Cameron
Sinematografi: Russell Carpenter
Musik: James Horner
Durasi: 194 menit
MPAA Rating: PG-13

Titanic adalah sebuah film produksi tahun 1997 yang diedarkan oleh Paramount Pictures dan 20th Century Fox. Film ini disutradarai oleh James Cameron. Bisa dikatakan bila film ini merupakan hasil remake dari film berjudul dan bertema serupa buatan tahun 1953

Alur cerita film ini adalah mengenai RMS Titanic yang tenggelam dalam perlayaran perdananya pada awal tahun 1912. Film ini memenangkan 11 Academy Awards yang diselenggarakan pada tanggal 23 Maret 1998. Film ini juga berhasil menjadi film box office terbesar dalam sejarah perfilman. Kata mutiara terkenal yang disebarkan oleh film ini adalah "nothing on earth could come between them" atau dalam bahasa Indonesia berarti "tiada sesuatu pun di bumi yang sanggup memisahkan mereka".

Film ini begitu megah bahkan untuk dibandingkan puluhan tahun ke depan. Kita mengetahui bahwa Titanic adalah salah satu film termahal yang pernah dibuat.
Film dibuka dengan sebuah penelitian terhadap kapal megah yang sudah karam tanggal 15 April 1912. Penelitian itu dipimpin oleh pemburu harta karun Brock Lovett (Bill Paxton) yang sangat berambisi—seperti Cameron—menemukan berlian 54 karat yang dinamakan “jantung samudera”. Dengan dokumentasi footage bangkai Titanic asli yang diambil dengan kamera bawah air, kita menjelajahi betapa indahnya kapal itu. Mereka menemukan sebuah kotak yang diyakini merupakan tempat penyimpanan berlian itu. Saat dibuka, yang tersisa hanyalah lukisan gadis telanjang yang memakai “jantung samudera”. Ini menjadi headline news dunia. Seorang nenek berumur 101 tahun (Gloria Stuart) menelepon mereka dan mengatakan bahwa mereka telah menemukan “jantung samudera”. Mereka mengundang nenek yang mengaku bernama Rose itu. Dan Rose bersedia membagi pengalaman dalamnya 85 tahun yang lalu di kapal itu.

Dalam adegan flashback, kita disuguhi berbagai kemegahan dan pemandangan yang memanjakan mata. Kita melihat kapal Titanic berangkat, beberapa kejadian menarik selama beberapa hari di kapal, dan tenggelamnya kapal secara tragis. Dikatakan Titanic adalah benda bergerak terbesar yang pernah ada. Tuhan pun tidak bisa menenggelamkan kapal ini. yang dengan bangganya ingin membuktikan dunia kecepatan maksimal yang bisa diraih Titanic. Itu tidak disetujui sang kapten (Bernard Hill) dan perancang kapal ini, Andrews (Victor Garber). Di dukung score megah dari James Horner, Saya sungguh-sungguh merasa kaya saat Titanic mulai melaut. Kita tahu pada akhirnya kapal ini ternggelam karena bertabrakan dengan gunung es.

Inti cerita Titanic bukanlah tentang tenggelamnya kapal itu, tetapi ini tentang cinta yang tak pernah tenggelam. Cerita berpusat pada dua pecinta, Jack Dawson (Leonardo DiCaprio) dan Rose DeWitt Bukater (Kate Winslet)—nama yang perlu dicatat untuk diingat. Jack adalah pria miskin yang berkeliling dunia, melukis apa yang ingin ia lukis. Rose adalah gadis dari keluarga raja, yang hidupnya dikuasai sepenuhnya oleh calon suaminya, Cal Hockley (Billy Zane). Rose rela dijodohkan oleh ibunya (Frances Fisher), karena ayahnya meninggal hanya menyisakan hutang bagi mereka. Awal perkenalannya dengan Jack, membuat hidup Rose lebih berwarna, merasa lebih nyaman, dan mendapatkan perhatian yang selama ini ia inginkan. Jack hanya dianggap bakteria oleh Cal dan ibu Rose. Ini kisah cinta segitiga yang harus terputus karena sebuah kecelakaan besar.

Ada beberapa adegan yang terus melekat pada hati setiap penonton. Diawali dengan adegan di ujung kapal dimana keduanya membebaskan diri dan merasa seperti “terbang”, lantas saat Jack melukis Rose yang hanya memakai “jantung samudera”, Rose (secara ajaib) mengacungkan jari tengah kepada asisten Cal, Lovejoy (David Warner), adegan bercinta di dalam mobil dan akhirnya tenggelamnya kapal. Kita melihat keputus asaan, mayat-mayat yang mengapun di samudera dan kepasrahan hidup.Tragedi pada akhir kisah mampu menyentuh hati setiap penonton—bahkan untuk membuat mereka menangis.

Naskahnya sangat brilian. Saya melihat dengan jelas banyaknya kepribadian di dalam satu kapal itu. Selain Jack dan Rose (dimainkan DiCaprio dan Winslet dengan kuat), ada tokoh Cal yang sangat menarik. Dia begitu terobsesi sehingga dia merasa tangannya adalah pemegang kendali hidup Rose. Mungkin bukan karena perasaan cinta, tetapi dia hanya ingin memiliki Rose. Cal juga tokoh pria manja, pengecut, egois dan terlihat dibesarkan dengan lembut di keluarga yang selalu menyayanginya. Di satu sisi, dia juga seseorang yang jantan. Itu contoh kualitas tokoh yang tidak main-main. Beberapa tokoh pembantu juga ditulis dengan baik. Sebagai contoh kecil adalah Molly Brown (Kathy Bates) yang dibenci ibu-ibu. Tetapi dia sebenarnya pribadi yang baik jika simpatinya berhasil diraih.

Selain Cameron menghindarkan diri menciptakan tokoh yang keberadaannya tidak masuk akal, tiap baris yang diucapkan Jack kepada Rose atau sebaliknya memiliki makna yang jujur dan mendalam. Seperti kata “I trust you,” yang diucapkan Rose. Dia betul-betul serius. Dan Jack sempat mengatakan “I trust you,” saat Rose harus mengkapak borgolnya. Apa Jack benar-benar percaya? Tentu tidak. Ia hanya ingin membuat Rose percaya bahwa Jack mempercayai Rose. Itu hubungan yang jujur dan tidak cengeng.
Saya rasa film ini benar benar penuh dengan cinta dan sangat romantic.

0 komentar: